TOKOH-TOKOH ISLAM DALAM ILMU PENGETAHUAN
Februari 03, 2021
Nama : Kayla Ivana Putri
Kelas : X IPS 4
Asal Sekolah : SMA CENDERAWASIH 1 JAKARTA
Islam pernah mengalami kejayaan pada era 780 M - 1258 M. Pada masa ini para ilmuwan memberikan banyak kontribusi di bidang ilmu pengetahuan. Banyak karya yang diciptakan pada masa ini. Tak sedikit bahkan hampir sebagian besar penemuan-penemuan hebat dibidang ilmu pengetahuan ditemukan oleh para ilmuan muslim pada zaman tersebut. Dan berikut adalah beberapa ilmuan muslim sekaligus penemuannya :
1. Al Khawarizmi
Beliau dikenal sebagai penemu aljabar dan nol. Nama asli dari al khawarizmi ialah Muhammad Ibn Musa Al khawarizmi. Beliau dilahirkan di Bukhara, hidup di Khawarizm, Usbekistan pada tahun 194 H / 780 M dan meninngal tahun 266 H / 850 M di Baghdad. Al Khawarizmi sebagai guru aljabar di Eropa. Beliau telah menciptakan secans dan tangen dalam penyelidikan trigonometri dan astronomi. Dalam usia muda beliau bekerja di bawah pemerintahan khalifah Al Ma’mun, di Bayt Al Hikmah di Baghdad, dan beliau juga bekerja dalam sebuah observatory yaitu tempat belajar matematika dan astronomi. Beliau pernah memperkenalkan angka – angka India dan cara – cara perhitungan India pada dunia Islam.
Al Khawrizmi adalah seorang tokoh yang pertama kali memperkenalkan aljabar dan hisab. Banyak lagi ilmu pengetahuan yang beliau pelajari dalam bidang matematika dan menghasilkan konsep – konsep matematika yang begitu populer yang masih digunakan sampai sekarang. Bidang astronomi juga membuat Al Khawarizmi terkenal. Astronomi dapat diartikan sebagai ilmu falaq (pengetahuan tentang bintang – bintang yang melibatkan kajian tentang kedudukan, pergerakan, dan pemikiran serta tafsiran yang berkaitan dengan bintang ).
2. Ibnu Sina
Ibnu Sina atau yang lebih dikenal dunia Barat dengan nama Avicenna mempunyai nama lengkap Abu Ali al-Huseyn bin Abdullah bin Hasan Ali bin Sina. Julukannya adalah al-Ra’s (puncak gunung pengetahuan). Menurut Ibnu Khallikan, Al-Qifti, dan Bayhaqi, Ibnu Sina lahir pada bulan bulan Shafar 370 H/ Agustus 980 M, di desa Afsanah, Bukhara, Uzbekistan. Ayahnya, ‘Abdullah dan Sitarah, ibunya, merupakan keturunan Persia, karena itu ketika Ibnu Sina masih remaja dia sering menulis puisi dan essai dalam bahasa Persia.
Dua karyanya yang paling berpengaruh adalah ensiklopedia filsafat Kitab al-Shifa (The Book of Healing) dan The Canon of Medicine. Keduaya kini dipakai sebagai rujukan standar ilmu medis di seluruh dunia.
3. Al-Ghazali
Kemudian belajar kepada Imam Abi Nasar Al-Ismaili di negeri Jurjan. Selanjutnya, ia berangkat ke Nisafur dan belajar pada Imam Al-Haramain Al-Juwaini, guru besar di Madrasah Nizhamiyah Nisafur. Al-Ghazali menulis banyak sekali kitab, meliputi bidang ilmu yang populer pada zamannya, di antaranya tentang tafsir al-Qur’an, ilmu kalam, ushul fiqh, fiqih, tasawuf, mantiq, falsafat, dan lain-lain.
4. Al Kindi
Abu Yusuf Ya`qub Al-Kindi adalah dikenal sebagai filsuf pertama yang lahir dari kalangan Islam, Nasabnya sampai pada Qahthan berdarah Arab asli. Semasa hidupnya, selain bisa berbahasa Arab, ia mahir berbahasa Yunani. Dia juga salah seorang ilmuwan besar muslim dalam bidang kedokteran dan pemilik salah satu pemikiran terbesar yang dikenal sepanjang peradaban manusia.
Al-Kindi dilahirkan di Kufah, ayahnya adalah seorang pejabat pemerintahan pada masa Khalifah Harun Ar-Rasyid. Dia dipanggil dengan Al-Kindi karena dihubungkan dengan kabilahnya, yaitu kabilah Arab Kindah. Dia dijuluki filsuf Arab karena dialah filsuf muslim pertama. Barangkali juga karena dialah satu-satunya diantara sekian banyak filsuf muslim yang tidak diragukan kearabannya. Perlu disebutkan bahwa berbagai literatur Barat telah menyelewengkan namanya menjadi Alchendius, sekalipun literatur Barat saat ini menulis dengan namanya yang benar, yaitu Al-Kindi.
5. Abbas Bin Firnas
Nama lengkapnya Abu al-Qasim Abbas bin Firnas bin Wirdas at-Takurini al-Andalusi al-Qurthubi. Lahir pada 810 M di Izn-Rand Onda, Al-Andalus (sekarang Ronda, Spanyol). Ia merupakan seorang penemu, fisikawan, kimiawan, teknisi, musisi Andalusia dan penyair berbahasa Arab keturunan Berber. Abbas bin Firnas menjalani masa kehidupannya di Cordoba pada abad ke-2 sampai ke-3 Hijriyah. Cordoba saat itu menjadi kota yang menjadi tujuan orang-orang Arab dan non-Arab untuk menimba ilmu pengetahuan dengan berbagai macam jurusannya.
Ia hidup di masa kekhalifahan bani Umayyah II. Pada masa Khalifah al-Hakam I, Abdurrahman II, dan Muhammad I, yang hidup pada abad ke-9 Masehi. Ia merupakan sosok yang langka. Amat perhatian dengan matematika, ilmu falak, fisika, dan terkenal dengan riset tentang penerbangan. Ia adalah pilot pertama di dunia. Seorang ilmuan Islam melakukan riset tentang dunia penerbangan. Apa yang ilmuan Islam lakukan pada masa itu adalah terobosan dan eksplorasi pertama dalam dunia kedirgantaraan.
Menurut saya ini bisa terjadi karena umat islam lebih mengikuti perkembangan dunia barat daripada keilmuan yang dibangun oleh tokoh tokoh islam, bisa terjadi juga karena umat islam yang malas menuntut ilmu, ada juga sebagian yang rajin menuntut ilmu tetapi ilmu nya hanya dipakai sendirian. Banyak umat islam yang sibuk mengikuti perkembangan jaman hingga lupa menuntut ilmu yang sudah ditemukan oleh tokoh-tokoh di atas.
Menurut saya solusinya adalah memberikan banyak edukasi tentang islam, memberitahu kepada umat muslim yang sibuk mengikuti perkembangan jaman, boleh mengikuti perkembangan jaman tetapi jangan sampai lupa tentang ilmu pengetahuan. Kita juga harus berbagi ilmu yang telah kita pahami kepada umat muslim yang belum mengerti, jangan sampai kita pelit ilmu.
Tuntutan untuk menuntut ilmu juga terdapat pada ayat Al-Qur`an :
QS. At-Taubah Ayat 122
وَمَا كَانَ الۡمُؤۡمِنُوۡنَ لِيَنۡفِرُوۡا كَآفَّةً ؕ فَلَوۡلَا نَفَرَ مِنۡ كُلِّ فِرۡقَةٍ مِّنۡهُمۡ طَآٮِٕفَةٌ لِّيَـتَفَقَّهُوۡا فِى الدِّيۡنِ وَ لِيُنۡذِرُوۡا قَوۡمَهُمۡ اِذَا رَجَعُوۡۤا اِلَيۡهِمۡ لَعَلَّهُمۡ يَحۡذَرُوۡنَ
Wa maa kaanal mu'minuuna liyanfiruu kaaaffah; falaw laa nafara min kulli firqatim minhum taaa'ifatul liyatafaqqahuu fiddiini wa liyunziruu qawmahum izaa raja'uuu ilaihim la'allahum yahzaruun
Artinya : ''Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya.''
Penjelasan : Pada ayat sebelumnya dijelaskan tentang pahala yang dijanjikan Allah kepada orang-orang yang berbuat baik. Pada ayat ini dijelaskan tentang pentingnya pembagian tugas kerja dalam kehidupan bersama dengan penegasan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi ke medan perang sehingga hal yang lainnya terabaikan. Mengapa tidak ada sebagian dari setiap golongan di antara mereka yang pergi untuk bersungguh-sungguh memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan dengan menyebarluaskan pengetahuan tersebut kepada kaumnya apabila mereka telah kembali dari berperang atau tugas apa pun, pengetahuan agama ini penting agar mereka dapat menjaga dirinya dan berhati-hati agar tidak melakukan pelanggaran.
Comments
Post a Comment